Wednesday, October 13, 2010

CINTA

   

     

       

         





       

   


   

   

     

       
         
       
       

         
Cinta Islam's Facebook notes

         
Cinta Islam's Facebook notes

       

     

     
Kisah antara RASULULLAH dengan Iblis
Thursday, October 14, 2010 11:15 AM

ASSALAMUALAIKUM WR WB



Bismilahirohmanirohiim



Telah diceritakan bahawa Allah s.w.t. telah menyuruh iblis laknatullah datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis laknatullah pun datang kepada Baginda s.a.w. dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat.



Bertanya Rasulullah s.a.w, "Siapakah kamu ini ?"

Orang tua itu menjawab, "Aku adalah iblis."

"Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?" Orang tua itu menjawab,

"Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku."



Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, "Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?



" Iblis menjawab, "Lima belas."



1.    Engkau sendiri hai Muhammad.

2.    Imam dan pemimpin yang adil.

3.    Orang kaya yang merendah diri.

4.    Pedagang yang jujur dan amanah.

5.    Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.

6.    Orang Mukmin yang memberi nasihat.

7.    Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.

8.    Orang yang tetap dan cepat bertaubat.

9  Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.

10.    Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.

11.    Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.

12.    Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.

13.    Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.

14.    Orang yang hafal al-Quran serta selalu membacanya.

15.    Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang-orang lain semuanya tidur.



Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, "Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?

" Jawab iblis laknatullah, "Sepuluh golongan"



1.    Hakim yang tidak adil.

2.    Orang kaya yang sombong.

3.    Pedagang yang khianat.

4.    Orang pemabuk/peminum arak.

5.    Orang yang memutuskan tali persaudaraan.

6.    Pemilik harta riba'.

7.    Pemakan harta anak yatim.

8.    Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan solat/sering meninggalkan solat.

9.    Orang yang enggan memberikan zakat/kedekut.

10.    Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah.



Mereka semua itu adalah sahabat-sahabatku yang setia." Itulah di antara Obrolan Nabi dan iblis laknatullah. Sememangnya kita maklum bahawa sesungguhnya Iblis laknatullah itu adalah musuh Allah s.w.t. dan manusia.

Dari itu hendaklah kita selalu berhati-hati jangan sampai kita menjadi kawan iblis laknatullah, kerana sesiapa yang menjadi kawan iblis laknatullah bermakna menjadi musuh Allah s.w.t.. Demikianlah sebaliknya, sesiapa yang menjadi musuh iblis laknatullah berarti menjadi kawan kekasih Allah s.w.t..



Wallahuaklam




Muslimah dan Putus cinta
Thursday, October 14, 2010 6:02 AM

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh



Umum kita sudah mengetahui bahwa pasangan, bercinta, couple

  selain hubungan sah suami istri dan apa saja istilah yang seerti dengannya adalah haram di sisi agama kita Islam. Namun, jika kita lihat pada generasi kita yang bergelar remaja sekarang, banyak yang hanyut dalam arus percintaan.Setelah terngadah baru tersadar bahwa cinta yang terbina itu memakan diri sendiri. Cinta yang terjalin tadi akhirnya sia-sia, punah seribu harapan, impian, dan janji-janji.



Nasi sudah menjadi bubur, penyesalan memang akan tetap singgah. Kesunyian akan menerpa.Namun ingat wahai muslimah! Jangan pernah berkata yang hati Anda kosong hanya karena 'I have no boyfriend 'sebab Allah tetap ada.Kembalilah bersujud kepada-Nya.Tanamkan kepercayaan kepada-Nya.



              Memang jodoh itu ketentuan Ilahi, tetapi kita pernah mendengar bahwa kesempatan tidak datang bergolek, begitu juga dengan jodoh.Berdoa juga adalah satu usaha, jadi berdoalah kepada-Nya moga dipertemukan dengan pria yang baik dan saleh. Ingatlah!Pria yang baik adalah untuk perempuan yang baik, bukan lelaki yang hensem untuk perempuan yang cantik dan sebaliknya.



Jangan merasa rendah diri, ingatlah bahwa segala yang diciptakan Tuhan adalah cantik.Jika inginkan jodoh yang baik, perbaikilah diri Anda, muhasabahlah diri, hentikan hal yang dilarang-Nya dan kerjakan segala perintah-Nya selagi pintu taubat masih terbuka luas.Di sini, sekedar ingin mengutarakan pendapat dan berbagi tips kepada para muslimah, jangan jadikan kegagalan cinta sebagai finish hidup Anda. Teruskanlah berusaha karena dirimu begitu berharga.





TIPS MENGATASI PUTUS CINTA:



1. Kembali ke-Nya - Banyakkan beribadah termasuk melakukan praktek sunat.Luangkanlah lebih waktu dengan-Nya.



2. Selalu ingat jodoh itu ketentuan Allah- anggap semua yang terjadi adalah ujian dari Allah dan ada hikmah disebaliknya. Sesungguhnya Allah tidak menurunkan ujian jika hamba-Nya tidak mampu untuk menanggungnya. Bersabarlah.



3. Meminta saran orang tua atau orang terdekat - Orang tua adalah yang terbaik dalam memberikan nasehat karena sudah merasa asam garam kehidupan dan tahu apa yang terbaik untuk kita.Jika merasa malu atau takut untuk meminta nasihat dari orang tua, setidaknya berkongsilah masalah Anda dengan orang terdekat dan rapat seperti teman baik.Jangan pendamkan di dalam hati, nanti semakin merana diri.



4. Buang semua tentang si dia - Jika Anda tidak sanggup menghapus kenangan Anda berdua, letaklah jauh dari sudut penglihatan Anda agar Anda tidak merasa sedih dan ingin kembali dengannya.Buang nomor si dia dan segala pesan yang ada dalam ponsel Anda.



5. Sibukkan diri - Lakukan apa saja kerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari Anda supaya Anda tidak terlalu memikirkannya.Jika ada aktivitas, libatkan diri.Dengan itu dapat mengurangi kesedihan yang melanda.



6. Muhasabah diri - Jangan ikutkan perasaan, terimalah hakikat bahwa dirinya bukan untuk Anda.Ada yang lebih baik.



7. Berkawan dengan banyak orang- Janganlah karena putus cinta Anda tidak ingin bergaul.Namun, pengaman pergaulan Anda sebagai seorang muslimah.Menambahkan kontak adalah baik dalam memperkuat ukhwah.Selain itu Anda akan merasa kesedihan putus cinta itu akan hilang sedikit demi sedikit.








Mengingati Kiamat bangkit Keinsafan
Wednesday, October 13, 2010 6:55 AM

Oleh Wan Abd Rahim Wan Mohamad



Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh



AL-QURAN adalah kitab dan mukjizat paling indah. Keindahannya bukan sekadar untuk diperdengarkan bacaannya tetapi diambil perhatian mengenai peringatan dan ancaman yang dijelaskan dalam ayatnya sebagai menambahkan ketaatan manusia kepada Allah pencipta semesta alam.

Allah berfirman yang bermaksud:

    “Apabila matahari digulung dan bintang berjatuhan dan apabila gunung dihancurkan dan unta yang bunting ditinggalkan tidak dipedulikan dan apabila binatang liar dikumpulkan dan lautan dijadikan meluap dan apabila roh dipertemukan dengan tubuh, bayi perempuan dikuburkan hidup-hidup ditanya kerana dosa apakah ia dibunuh, dan apabila catatan amal perbuatan manusia dibuka dan langit dilenyapkan dan apabila api neraka jahim dinyalakan dan syurga didekatkan, maka setiap jiwa akan mengetahui apa yang sudah dikerjakannya, sesungguhnya Aku bersumpah dengan bintang yang beredar dan terbenam demi malam apabila sudah hampir meninggalkan gelap dan demi subuh apabila fajarnya mula menyingsing, sesungguhnya al-Quran itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan mulia yang mempunyai kekuatan, kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai arsy ditaati lagi dipercayai.” (Surah at-Takwir, ayat 1-21)

Rasa takut dan cemas terbayang menekan kita. Ketakutan meliputi seluruh alam dan mencemaskan jiwa serta menggoncang dada. Malah, ketakutan mencengkam seluruh bumi dan langit yang digerakkan lagi oleh ketakutan dan digentarkan pula oleh firman-Nya.

Allah berfirman yang bermaksud:

    “Apabila terjadi hari khiamat, tidak seorang pun dapat berdusta mengenai kejadiannya. Kejadian itu merendahkan satu golongan dan meninggikan golongan yang lain. Apabila bumi digoncang sedasyatnya dan gunung dihancur luluhkan sehancurnya, maka jadilah debu yang berterbangan.” (Sural al-Waqiah, ayat 1-6)

Pada saat lain, ketakutan itu terlintas dalam bayangan dan bergoncang perasaan. Semua itu sebagai peringatan kepada kita untuk menambah ketaatan dan ketakwaan.

Firman Allah yang bermaksud:

    “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang besar dan dasyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya. Dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (Surah al-Hajj, ayat 1-2)

Demikian gambaran demi gambaran yang ditampilkan Allah mengenai pemandangan hari kiamat. Sesekali perasaan takut merasuk ke jiwa dan pada saat lain berasakan kemantapan dan ketenangan.

Sesekali terbayang api neraka yang membakar dan sesekali pula hembusan sejuk angin syurga menerpa, lantaran itu pengenalan terhadap alam akhirat menjadi penting dan sempurna sebelum hari yang dijanjikan itu tiba.

Firman Allah yang bermaksud:

    “Hari kiamat; apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu, apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihamburkan.” (Surah al-Qariah, ayat 1-5)

Firman Allah lagi yang bermaksud: “Pada hari ketika manusia lari daripada saudaranya, ibu bapanya, isteri dan anaknya setiap orang daripada mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan.”

Demikian paparan yang diungkapkan al-Quran mengenai peristiwa yang mengerikan. Ungkapan pemandangan kiamat tentu meresap, membangkit kesedaran dan keinsafan. Betapa hari kiamat senantiasa menjadi perhitungan dalam hidup. Ia begitu lekat dalam hati dan lisan. Lantas kita pun bersungguh-sungguh melaksanakan kewajipan dan ketaatan.

Sabda Rasulullah SAW bermaksud: “Allah akan melipat petala langit di hari kiamat lalu menggenggam dengan tangan kanan-Nya seraya berkata; Aku Raja segala raja! Di manakah orang yang membesarkan diri? Di manakah orang yang menyombong diri? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya seraya berkata: Akulah Raja segala Raja! Di manakah orang yang menyombong diri?”

Allah berfirman yang bermaksud:

    “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong kerana sesungguhnya kamu tidak akan dapat menembus bumi dan kamu tidak akan mencapai setinggi gunung.” (Surah al-Isra’, ayat 37)

Kesombongan itu menggelapkan jalan ke syurga, merosak pergaulan, merenggang pertalian, memecah perpaduan. Al-Quran sebagai mukjizat dan penawar selayaknya ditampilkan sebagai panduan, peringatan bukan sekadar bacaan dan nyanyian malah sebagai penyatuan serta keinsafan.

Justeru, al-Quran sebagai mukjizat dan penawar bukan saja untuk dihayati keindahannya, malah memberi petunjuk untuk membina ketaatan, menjadi orang beriman yang membela kebenaran, memelihara diri daripada dosa dan kemurkaan.

Mengingati hari akhirat memberi kesedaran dan keinsafan bahawa penghujung jalan terbentang suatu lagi perjalanan yang masih panjang.



Ujian Sebagai Penebus Dosa
Wednesday, October 13, 2010 3:51 AM

Assalamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh



Bismilahirohmanirohiim



Ujian itu adalah tanda kasihnya Allah kepada hambanya.

Nabi saw bersabda

   "Sesungguhnya antara dosa itu ada dosa yang tidak dapat ditebus oleh sembahyang, haji dan umrah hanya dapat ditebus dengan kerisauan hati dalam mencari nafkah hidup." (Riwayat Ibnu dan Abu Na'im dari Abu Hurairah).



Firman Allah dalam surah Al Imran; 142 yang bermaksud:

     “Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, pada hal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata orang-orang yang bersabar.”



Firman Allah S.W.T.:

Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat) – al-Mulk (67) : 2



     Ujian daripada Allah S.W.T ini meliputi seluruh hamba-Nya yang taat mahupun yang derhaka. Malah ujian bagi hamba-hamba-Nya taat adalah lebih hebat berbanding dengan mereka yang engkar.



Rasulullah s.a.w pernah di tanya:Ya Rasulullah, siapakah yang paling keras mendapatkan ujian?

Baginda menjawab:Para Nabi dan pengikut-pengikutnya.

Seseorang itu akan diuji sesuai dengan kadar agama, jika kadar beragamanya kuat maka ujiannya semakin keras. Jika kadar beragamanya lemah maka dia diuji sesuai dengan kadar agamanya. Seorang hamba akan sentiasa diuji sampai dia akan dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa membawa dosa kesalahan. – Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi (no: 2322).



Justeru itu segala ujian daripada Allah S.W.T ini haruslah kita tempuhi dengan penuh kesabaran agar ianya dapat mendekatkan kita kepada-Nya dan menerima segala limpah rahmat-Nya.



Firman Allah S.W.T.:

Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar: (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: (Innalillahi wa inna ilahirajiun) "Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."

Mereka itu ialah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan daripada Tuhan mereka serta rahmat-Nya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayah-Nya. – al-Baqarah (2) : 157



Rata-rata umat Islam di Indonesia/Malaysia hanya akan menyebut Innalillahi wa inna ilahirajiun apabila menerima berita kematian.

Tapi menerusi ayat ini dapatlah kita fahami bahawa sekiranya kita ditimpa apa jua bentuk musibah atau mendengar orang lain didatangi bencana maka hendaklah kita mengucapkan kalimah tersebut.



Apakah itu sabar?

Sabar adalah teguh dan tetap berada di atas landasan yang dikehendaki oleh agama apabila berhadapan atau menentang sesuatu pengaruh yang ditimbulkan oleh hawa nafsu baik ketika ingin mengerjakan perbuatan untuk mencari ketaatan Allah, melakukan perkara-perkara maksiat dan ketika ditimpa musibah.

    Manusia sentiasa berada di dalam situasi di mana pengaruh agama sentiasa berperang dengan hawa nafsu. Demi untuk menjamin hawa nafsu dapat ditewaskan maka sifat sabar itu perlu ada bagi setiap orang yang beriman.

Hendaklah kita fahami bahawa ujian Allah boleh berada dalam bentuk nikmat kebaikan dan juga musibah yang berbentuk kesusahan.



Firman-Nya:

  Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan. - al-Anbiya’ (21) : 35



Dari ayat di atas dapat kita nyatakan bahawa ujian yang perlu di hadapi oleh manusia ini terdiri dari dua bentuk.



PERTAMA:

   Perkara yang sesuai dengan hawa nafsu manusia seperti kekayaan, berjawatan tinggi, terkenal dan mengecapi semua nikmat dunia yang lain.

    Manusia ketika ingin mencapai nikmat dunia, mereka perlu untuk berusaha dengan bersungguh-sungguh serta bersabar. Apabila nikmat tersebut telah dikecapi maka ujian yang datang darinya juga begitu hebat maka kesabaran memainkan peranan yang penting demi menjamin bahawa nikmat dunia yang diperolehi itu dipergunakan sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya.

    Sebagai contoh, kekayaan yang kita perolehi adakalanya menyebabkan manusia lupa daratan, menjadi angkuh dan menjauhkannya dari perintah Allah S.W.T..

Oleh itu hendaklah hawa nafsu itu diperangi menerusi sifat sabar agar kekayaan bukan sahaja akan menjadikannya insan yang beriman malah dibelanjakan hartanya itu sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya.



Allah S.W.T. mengingatkan kita melalui firman-Nya:Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah-Nya). Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. – al-Munaafiquun (63) : 11



KEDUA:

     Ujian dalam ketegori ini meliputi perkara-perkara yang tidak secocok dengan kehendak hawa nafsu manusia. Ianya boleh terjadi disebabkan perbuatan atau usaha manusia itu sendiri ataupun ianya datang di luar kawalan manusia seperti bencana yang tidak dapat dielakkan.



Ujian yang tidak selari dengan hawa nafsu kita tetapi terjadi disebabkan perbuatan manusia sendiri terbahagi kepada dua bentuk



KETAATAN :Manusia memerlukan kesabaran tatkala hendak melaksanakan amalan-amalan yang berbentuk ketaatan. Ini adalah kerana ujian yang dihadapi oleh seseorang apabila hendak melaksanakan ibadah sekiranya tidak dihadapi dengan penuh kesabaran akan menyebabkan gagalnya perlaksanaan amalan tersebut.

Sebagai contoh yang mudah apabila kita hendak melaksanakan solat tahajud atau subuh yang mana kita perlu menghadapi ujian malas untuk bangun awal dari tempat tidur kita. Sekiranya kita tidak sabar untuk menghadapi ujian tersebut maka akhirnya kita akan memilih tilam serta bantal yang empuk dari beribadah di atas sejadah.



Firman Allah S.W.T.:"Tuhan yang mencipta dan mentadbirkan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya; oleh itu, sembahlah engkau akan Dia dan bersabarlah dengan tekun tetap dalam beribadat kepada-Nya; adakah engkau mengetahui sesiapapun yang senama dan sebanding dengan-Nya?" – Maryam (19) : 65



    Segala amalan yang boleh membawa kita ke syurga dilingkari oleh perkara-perkara yang tidak disenangi oleh hawa nafsu yang perlu kita hadapi agar perlaksanaannya menjadi realiti.



Rasulullah s.a.w. bersabda:Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai (oleh hawa nafsu), sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat. Hadis riwayat Imam Muslim (no: 2823)b)



KEMAKSIATAN: Manusia juga memerlukan kesabaran yang tegar untuk menghindarkan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan maksiat baik dari segi perbuatan, perkataan dan keinginan hatinya. Maksiat itu walaupun mempunyai daya tarikan yang kuat namun ianya sebenarnya tidak sesuai dengan kehendak hawa nafsu manusia kerana pada hakikatnya ia akan membawa keburukan kepada manusia. Kita ambil contoh melakukan seks bebas. Perbuatan tersebut sememangnya dapat memuaskan nafsu syahwat manusia, namun ia sebenarnya memusnahkan sistem kekeluargaan manusia, menyebarkan penyakit berjangkit serta membawa gejala sosial yang menghancurkan generasi masa hadapan. Lantaran itu Allah S.W.T. melarang perbuatan maksiat.



Firman-Nya:Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, dan berbuat kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat; dan melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar serta kezaliman. Dia mengajar kamu (dengan suruhan dan larangan-Nya ini), supaya kamu mengambil peringatan mematuhi-Nya. - al-Nahl (16) : 90



Ujian yang datang tanpa dapat dikawal oleh manusia dalam bentuk bencana mahupun musibah yang dihadapi juga terdapat dua bentuk.



a) Musibah yang melanda namun manusia mampu menghindarinya seperti penganiayaan sesama manusia, dipulaukan oleh masyarakat, dihina oleh orang ramai melalui perbuatan dan ucapan. Sebagai contohnya ujian yang dihadapi oleh para pendakwah yang dicemuh oleh masyarakat sekelilingnya yang jahil dan musuh-musuh Allah. Dia sebenarnya boleh meneruskan dakwahnya dengan cara yang penuh hikmah dan bersabar atas ujian tersebut tanpa melakukan apa-apa balasan yang akan memburukkan lagi keadaan.



Firman Allah S.W.T.:Dan bersabarlah terhadap apa yang dikatakan oleh mereka (yang menentangmu), dan jauhkanlah dirimu dari mereka dengan cara yang baik. – al-Muzzammil (73) : 10



Walaupun begitu Allah S.W.T membenarkan kita untuk membalas kejahatan yang dilakukan oleh pihak lain tanpa melakukannya secara berlebih-lebihan namun bersabar itu adalah jalan yang lebih baik.



firman Allah S.W.T :Dan jika kamu membalas kejahatan (pihak lawan), maka hendaklah kamu membalas dengan kejahatan yang sama seperti yang telah ditimpakan kepada kamu, dan jika kamu bersabar, (maka) sesungguhnya yang demikian itu adalah lebih baik bagi orang-orang yang sabar. – al-Nahl (16) : 126



b)Musibah yang melanda manusia dan dia tidak mampu untuk menghalangnya sama sekali. Contohnya seperti kematian, kemarau berpanjangan, kecacatan, wabak penyakit, banjir besar dan bencana-bencana alam yang lain. Apabila terjadinya musibah sedemikian rupa maka hendaklah kita menghadapinya dengan keredhaan dan penuh kesabaran.



Firman Allah S.W.T.:Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar. – al-Baqarah (2) : 15



Semoga bermanfaat



Wassalam






Kata Kata Hikmah Khulafa Ar-rasyidin
Tuesday, October 12, 2010 9:25 AM

Assalamualaikum



Mungkin sahabat ada yg pernah membaca ini,tapi setidaknya kita renungkan kembali dan fahami

mutiara kata berikut ini:



SAIDINA ABU BAKAR RADHIALLAHU ANHU BERKATA:

Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan iaitu:

   1. Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau;
   2. Hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau;
   3. Hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau;
   4. Adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna.

SAIDINA UMAR AL-KHATTAB RADHIALLAHU ANHU BERKATA:

   1. Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya.
   2. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina.
   3. Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
   4. Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.

SAIDINA UTHMAN BIN AFFAN RADHIALLAHU ANHU BERKATA:

Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah:

   1. Hatinya selalu berniat suci.
   2. Lidahnya selalu basah dengan zikrullah.
   3. Kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa).
   4. Segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah.
   5. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.

SAIDINA ALI KARRAMALLAHU WAJHAH BERKATA:

   1. Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu’.
   2. Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.
   3. Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur’an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.
   4. Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara’.
   5. Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.
   6. Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki.
   7. Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan.
   8. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara’, sedang orang yang tidak wara’ itu bererti hatinya mati.



semoga Bermanfaat



Wassalam


Pahala Membantu Tetangga dan anak yatim
Tuesday, October 12, 2010 3:02 AM

Assalamualaikum Wr Wb



         Bismillahirohmanirohiim



Pada suatu masa ketika Abdullah bin Mubarak berhaji, tertidur di MasjidilHaram.

Dia telah bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit lalu yangsatu berkata kepada yang lain,

     "Berapa banyak orang-orang yang berhajipada tahun ini?"Jawab yang lain, "Enam ratus ribu."

Lalu ia bertanya lagi,

    "Berapa banyak yang diterima ?"

Jawabnya,

    "Tidak seorang pun yang diterima, hanya ada seorang tukangsepatu dari Damsyik bernama Muwaffaq, dia tidak dapat berhaji, tetapi diterima hajinya sehingga semua yang haji pada tahun itu diterima denganberkat hajinya Muwaffaq."



Ketika Abdullah bin Mubarak mendengar percakapannya itu, makaterbangunlah ia dari tidurnya, dan langsung berangkat ke Damsyik mencar iorang yang bernama Muwaffaq itu sehingga ia sampailah ke rumahnya. Danketika diketuknya pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia bertanya namanya.

Jawab orang itu, "Muwaffaq."

Lalu abdullah bin Mubarak bertanya padanya,

    "Kebaikan apakah yang telahengkau lakukan sehingga mencapai darjat yang sedemikian itu?"

Jawab Muwaffaq,

    "Tadinya aku ingin berhaji tetapi tidak dapat kerana keadaanku, tetapi mendadak aku mendapat wang tiga ratus diirham dari pekerjaanku membuat dan menampal sepatu, lalau aku berniat haji padatahun ini sedang isteriku pula hamil, maka suatu hari dia tercium baumakanan dari rumah jiranku dan ingin makanan itu, maka aku pergi ke rumahjiranku dan menyampaikan tujuan sebenarku kepada wanita jiranku itu.



Jawab jiranku,

 "Aku terpaksa membuka rahsiaku, sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa makanan, kerana itu aku keluar mencari makanan untuk mereka. Tiba-tiba bertemulah aku dengan bangkai himar disuatu tempat, lalu aku potong sebahagiannya dan bawa pulang untuk masak,maka makanan ini halal bagi kami dan haram untuk makanan kamu."



Ketika aku mendegar jawapan itu, aku segera kembali ke rumah dan mengambil wang tiga ratus dirham dan keserahkan kepada jiranku tadi seraya menyuruhnya membelanjakan wang itu untuk keperluan anak-anakyatim yang ada dalam jagaannya itu.



  "Sebenarnya hajiku adalah di depan pintu rumahku." Kata Muwaffaq lagi.



Demikianlah cerita yang sangat berkesan bahawa membantu jiran tetanggayang dalam kelaparan amat besar pahalanya apalagi di dalamnya terdapat anak-anak yatim.



Rasulullah ada ditanya,

  "Ya Rasullah tunjukkan padaku amal perbuatan yang bila kuamalkan akan masuk syurga."

Jawab Rasulullah,

   "Jadilah kamu orang yang baik."

Orang itu bertanya lagi,

   "Ya Rasulullah, bagaimanakah akan aku ketahui bahawa aku telah berbuat baik?"

Jawab Rasulullah,

   "Tanyakan pada tetanggamu, maka bila mereka berkata engkau baik maka engkau benar-benar baik dan bila mereka berkata engkaujahat, maka engkau sebenarnya jahat."



Semoga menjadi kisah perenungan Buat sahabat semua 



     Wassalam








Umat Islam Yg tiada pernah memperjuangkan Agama
Monday, October 11, 2010 9:36 AM

SEORANG Muslim yang tidak memiliki semangat dakwah dan jihad bagi memperjuangkan agama, sebenarnya sedang mengalami krisis jati diri dan identiti Muslimnya. Untuk apa semua yang diusahakan, harta dikumpul, ilmu dikuasai, jawatan direbut dan dunia yang berhasil digenggam jika tidak dimanfaatkan untuk agama Allah? Seandainya seseorang sudah memiliki segala-galanya kemudian tiba-tiba dia mati tanpa memperjuangkan agama, maka alangkah sedikit bekal dan payahnya kehidupan yang mesti dilalui selepas mati kelak. Sia-sia saja visi dan misi hidupnya di dunia. Saat itu sedarlah ia yang kembali miskin seorang diri di alam barzakh.



Sesungguhnya kejayaan yang hakiki bermula daripada satu niat meninggikan kalimah Allah. Sedangkan apa yang diusahakannya selama ini untuk dunia semata-mata demi kepuasan nafsu belaka.



Kebangkitan Islam sering diperkatakan tetapi realitinya generasi Islam kini sudah mengalami serangan duniawi yang sedikit sebanyak mempengaruhi kejiwaan, pemikiran dan sikap mereka. Mentaliti Muslim yang hilang semangat memperjuangkan agama semakin parah di tengah-tengah umat. Tidak kira golongan mana pun, jika umat meninggalkan dakwah dan jihad di jalan Allah, maka tunggu kehancuran seperti ditegaskan dalam firman-Nya bermaksud:



"Wahai orang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepadamu: Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah, kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih suka dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanya sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, nescaya Allah menyeksa kamu dengan seksa yang pedih dan Dia menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Surah al-Taubah, ayat 38-39)



Melalui ayat itu, Allah menyatakan punca hilang semangat dakwah dan jihad iaitu kerana manusia terlalu cintakan kehidupan dunia. Bahkan jika boleh, agama pun akan dijual, saudara sesama Muslim dianiaya, jatuh-menjatuhkan, aib- mengaibkan untuk mendapat apa diinginkan oleh hawa nafsu. Jika kejahatan bermaharajalela tetapi semangat dakwah dan jihad semakin kendur tidak mustahil kehancuran umat akan terjadi. Dakwah dan jihad adalah benteng paling kukuh untuk melindungi umat daripada serangan musuh. Sepatutnya ia menjadi idealisme yang wajib ditanam dalam jiwa seluruh generasi Muslim.



Sayangnya, dakwah Islam dan semangat jihad hanya dimiliki golongan tertentu yang berkopiah dan berserban, di masjid dan surau. Itupun jika tepat ruang yang disalurkan. Sedangkan golongan profesional, pemikir, penggubal dasar, penggerak politik, budayawan, seniman, ahli sukan, saintis, peniaga, pendidik Muslim, mereka agak kurang bersemangat mengenai hakikat dakwah dan jihad.



Peranan ulama diharapkan boleh membuka ruang kepada mereka untuk memahami Islam, mencintai dan merasa terpanggil memperjuangkan agama menurut kapasiti ilmu dan kekuatan dimiliki. Umat Islam mesti kembali menanamkan idealisme tegakkan dakwah dan jihad dalam kehidupan.



Hapuskan kesilapan lalu dan bertaubat daripada kejahatan nafsu duniawi yang menipu. Kerja dakwah serta strategi jihad mesti disesuaikan dengan situasi dan realiti masyarakat sekarang. Media memainkan peranan penting sebagai penyampai kebenaran, hiburan dan seni juga menjadi pilihan orang yang mahukan kelainan dalam sentuhan dakwah, alam maya dalam sistem teknologi maklumat tercanggih yang semakin digilai manusia menjadi alternatif menyampaikan keindahan Islam. Ulama tidak ketinggalan mengkaji pendekatan dan pengurusan dakwah yang sesuai untuk manusia pada zaman siber. Pendekatan fleksibel, mendidik sebelum menghukum, mendengar suara umat dan mengkaji perubahan zaman sebelum memutuskan fatwa diharap membawa kemajuan adalah tugas ulama yang amanah.



Ulama berdiri sebagai pembimbing jalan, pemberi jawapan atas setiap persoalan, doktor yang menyembuh penyakit jiwa masyarakat dan penyampai keindahan Islam yang membangkitkan umatnya supaya mencintai agama. Ulama memerlukan pendedahan ilmu dan wawasan yang lebih global dengan bermuzakarah antara ulama sedunia untuk mempertingkatkan keupayaan dalam mendampingi umat ke jalan yang diredai Allah.



Sesungguhnya dakwah dan jihad adalah panggilan jiwa insan yang mencintai sunnah Rasulullah SAW. Wasiat Baginda SAW sentiasa menjadi ingatan di hati yang bermaksud: "Sesiapa yang membenci sunnahku bukan termasuk golonganku." (Hadis Muttafaq Alaih)



Dakwah dan jihad juga adalah kerjaya nabi dan rasul yang diabadikan dalam al-Quran sebagai jalan hidup terbaik di sisi Allah. Firman Allah yang bermaksud: "(Iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Nescaya Allah akan mengampuni dosamu dan memasukkanmu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) kurnia yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya) dan sampaikanlah berita gembira kepada orang beriman. Wahai orang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah seperti Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikutnya yang setia: Siapakah yang akan menjadi penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? Pengikut yang setia itu berkata: Kamilah penolong agama Allah, lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan lain kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang beriman terhadap musuh mereka, lalu mereka menjadi orang yang menang." (Surah al-Shaff, ayat 11-14)



Seseorang yang bergiat dalam kerja dakwah pasti menghadapi ujian yang boleh mengancam langkahnya. Ujian yang dipikul bersesuaian dengan tahap keimanan masing-masing. Kadangkala hanya dengan sifat diri yang kurang sabar seseorang boleh terjatuh dan tidak dapat bangkit lagi, walaupun ramai di hadapannya orang yang lebih berat lagi menerima penyeksaan dalam mengharungi medan dakwah dan jihad.



Hanya orang terpilih yang tegak berdiri menunggu keputusan Allah, apakah dia layak menerima pertolongan Allah atau tidak, semuanya bergantung niat dalam hati. Siapakah yang reda dengan hinaan dan cacian, fitnah, kebencian bahkan ancaman bunuh diterima kerana menegakkan agama?



Hanya orang yang tegar dan yakin dengan kuasa Allah mampu menghadapi kesusahan di jalan-Nya. Biarlah air mata yang ditumpahkan atas jalan Allah sebagai pemadam api neraka yang menyala dan hati terluka, jasad teraniaya semua itu sebagai bukti kecintaan hamba kepada Allah. Bahkan jika tiada menemui gangguan di jalan dakwah, seseorang patut berwaspada mungkin dia tersalah jalan kerana jalan dakwah itu dapat dikenal melalui seksaan dan tangisannya.



Suatu hari Rasulullah SAW melepas pemergian Muaz Jabal ke Yaman untuk menyebarkan Islam di sana. Rasulullah SAW melihat Muaz menangis. Muaz berkata: "Wahai Rasulullah, aku menangis kerana akan berpisah denganmu. Rasulullah SAW bersabda: Jangan kamu bersedih kerana kesedihan itu daripada syaitan. Wahai Muaz, bertakwalah (takut) kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan, nescaya kebaikan itu akan menghapuskannya dan berbuat baiklah kepada manusia dengan akhlak yang baik." (Hadis riwayat Imam al-Tirmizi dan Imam Ahmad)



Suatu hari Khabbab al-Art menghadap Rasulullah SAW dan mengadukan seksaan yang dideritainya dan sahabat. Rasulullah SAW menghibur Khabbab sambil bersabda yang bermaksud: "Orang sebelum kalian digali sebuah lubang di atas tanah dan mereka dimasukkan ke dalamnya. Selepas itu diambil gergaji dan diletakkan ke atas kepalanya sehingga jasadnya terbelah dua. Namun hal itu tidak menggoyahkan agamanya. Ada juga yang disikat dengan sikat besi sehingga terlepas daging daripada tulangnya. Tetapi seksaan itu tidak sedikitpun menggoncangkan agamanya." (Hadis riwayat al-Bukhari)



Hanya hamba Allah yang berkualiti iman dan amalnya sanggup melangkah di jalan dakwah. Mereka orang terpilih daripada kalangan nabi dan rasul, syuhada dan salihin. Dakwah dan jihad adalah harta warisan paling bernilai ditinggalkan mereka hingga akhir zaman untuk generasi Islam berikutnya.






Tolong Sampaikan Pada si Dia
Monday, October 11, 2010 9:17 AM

Oleh :Tammy adjah





Tolong sampaikan pada si dia…

 Tolong beritahu si dia,  aku ada pesanan buatnya..

 Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya..

 Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa..

 Tolong nasihati sia dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa..

 Tolong nasihati si dia, jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa..

 Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakan ibu bapanya..

 Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga..

 Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya..

 Tolong ingatkan si dia. Aku terpikat kerana imannya bukan rupa..

 Tolong ingatkan si dia. Aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..

 Tolong ingatkan si dia. Aku kasihinya kerana santunnya..

 Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia..

 Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya..

 Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya..

 Tolong sedarkan si dia. Aku milik Yang Maha Esa..

 Tolong sedarkan si dia. Aku masih milik keluarga..

 Tolong sedarkan si dia. Tanggungjawabnya besar kepada keluarganya..

 Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..

 Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta..

 Tolong sabarkan si dia, bila jarak mejadi penyebab bertambah rindunya..

 Tolong pesan padanya. Aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya..

 Tolong pesan padanya. Aku tak mahu menjadi punca kegagalannya..

 Tolong pesan padanya. Aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya..

 Tolong khabarkan pada si dia. Aku tidak mahu melekakan dia..

 Tolong khabarkan pada si dia. Aku mahu dia berjaya dalam impian dan cita-citanya..

 Tolong khabarkan pada si dia. Jadilah penyokong dalam kejayaanku..

 Tolong sampaikan pada si dia, aku mendambakan cinta suci yang terjaga..

 Tolong sampaikan pada si dia, cinta kerana Allah tidak ternilai harganya..

 Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa..

 Tolong sampaikan kepada si dia kerana aku tidak mampu memberitahunya sendiri…





Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia..Moga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia..



Moga dia seekor lebah yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa memasuki taman larangan dengan sopan santunnya dan bertemu mawar berduri yang terjaga oleh tuannya..



Simpanlah pesanan ku ini sehingga engkau bertemu diriku suatu hari nanti…





Tolong jangan Marah jika Sahabat ga di tagg

(^___^)


Kisah Sepasang Pngantin Syurga
Monday, October 11, 2010 8:46 AM

Seorang gadis yang terlalu istimewa, cantik paras rupanya, mulia akhlaknya, terjaga maruahnya oleh iman & taqwa kepada Allah SWT, mempunyai nasab yang paling bersih, suci & tinggi kedudukannya di mata manusia & disisi Tuhannya. Anak perempuan seorang nabi. Dialah Fatimah al-Zahra’, puteri Rasulullah SAW, wanita yang paling dikasihi & dilindungi.

Tahukah anda apakah persiapan majlis kahwin Fatimah al-Zahra’ dengan Saidina Ali bin Abi Talib ?





*alat menggiling gandum     *bantal yang di isi daun-daun kering & biji kurma

*alat penumbuk                    *sebuah bekas air

*kulit yang di samak            *sebiji pinggan





Abu Bakar menangis ketika melihat keadaan persediaan perkahwinan puteri Rasulullah SAW itu.

Beliau bertanya, ” Ini sajakah bekalan untuk Fatimah?

Nabi SAW menjawab : “Wahai Abu Bakar ini semua sudah cukup banyak untuk orang yang masih hidup di dunia.”

Wahai pengantin yang paling agung, kemuliaan itu terletak pada hati yang beriman & amal soleh. Bukan banyaknya harta & kemewahan, keturunan @ pangkat & jawatan. Secantik-cantik pengantin adalah sepasang hamba Allah yang tunduk & taat hanya kepada-NYA.






Pemuda yg berIbu dan Berbapakan Babi
Monday, October 11, 2010 1:38 AM

Bismillahi Rohmanir rohiim



Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah s.w.t. Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah s.w.t..

Nabi Musa sering bertanya dan Allah s.w.t. akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.



Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah s.w.t..

   "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?".



Allah s.w.t pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.



                        Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Tuan rumah itu tidak melayan Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh kehairanan.



                        Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik. Selesai kerjanya barulah dia melayan Nabi Musa.



"Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu iaitu agama Islam.

"Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.



"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibubapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah s.w.t. telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodoh rupanya. Soal dosa mereka dengan Allah s.w.t. itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah s.w.t. .

Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menjadi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya.



              "Setiap hari aku berdoa kepada Allah s.w.t. agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah s.w.t. menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah s.w.t. masih belum memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.



Maka ketika itu juga Allah s.w.t. menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepasa kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."



Allah s.w.t. juga berfirman lagi yang bermaksud :

          "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami  pindahkan ke dalam syurga."



Itulah berkat anak yang soleh.



Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibubapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibubapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.



                        Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibubapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa. Walau banyak mana sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepadaAllah s.w.t. supaya kedua ibubapa kita diampuniAllah s.w.t. Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibubapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibubapa di alam kubur.



                        Erti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui hantaran wang ringgit, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibubapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibubapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah s.w.t.



Untuk mengetahui lebih mendalam kisah alam akhirat sila dapatkan buku terbitan syarikat Nurulhas yang berjudul: BILA IZRAIL A.S. DATANG MEMANGGIL







   

 

No comments:

Post a Comment

Wednesday, October 13, 2010

CINTA

   

     

       

         





       

   


   

   

     

       
         
       
       

         
Cinta Islam's Facebook notes

         
Cinta Islam's Facebook notes

       

     

     
Kisah antara RASULULLAH dengan Iblis
Thursday, October 14, 2010 11:15 AM

ASSALAMUALAIKUM WR WB



Bismilahirohmanirohiim



Telah diceritakan bahawa Allah s.w.t. telah menyuruh iblis laknatullah datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis laknatullah pun datang kepada Baginda s.a.w. dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat.



Bertanya Rasulullah s.a.w, "Siapakah kamu ini ?"

Orang tua itu menjawab, "Aku adalah iblis."

"Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?" Orang tua itu menjawab,

"Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku."



Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, "Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?



" Iblis menjawab, "Lima belas."



1.    Engkau sendiri hai Muhammad.

2.    Imam dan pemimpin yang adil.

3.    Orang kaya yang merendah diri.

4.    Pedagang yang jujur dan amanah.

5.    Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.

6.    Orang Mukmin yang memberi nasihat.

7.    Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.

8.    Orang yang tetap dan cepat bertaubat.

9  Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.

10.    Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.

11.    Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.

12.    Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.

13.    Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.

14.    Orang yang hafal al-Quran serta selalu membacanya.

15.    Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang-orang lain semuanya tidur.



Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, "Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?

" Jawab iblis laknatullah, "Sepuluh golongan"



1.    Hakim yang tidak adil.

2.    Orang kaya yang sombong.

3.    Pedagang yang khianat.

4.    Orang pemabuk/peminum arak.

5.    Orang yang memutuskan tali persaudaraan.

6.    Pemilik harta riba'.

7.    Pemakan harta anak yatim.

8.    Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan solat/sering meninggalkan solat.

9.    Orang yang enggan memberikan zakat/kedekut.

10.    Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah.



Mereka semua itu adalah sahabat-sahabatku yang setia." Itulah di antara Obrolan Nabi dan iblis laknatullah. Sememangnya kita maklum bahawa sesungguhnya Iblis laknatullah itu adalah musuh Allah s.w.t. dan manusia.

Dari itu hendaklah kita selalu berhati-hati jangan sampai kita menjadi kawan iblis laknatullah, kerana sesiapa yang menjadi kawan iblis laknatullah bermakna menjadi musuh Allah s.w.t.. Demikianlah sebaliknya, sesiapa yang menjadi musuh iblis laknatullah berarti menjadi kawan kekasih Allah s.w.t..



Wallahuaklam




Muslimah dan Putus cinta
Thursday, October 14, 2010 6:02 AM

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh



Umum kita sudah mengetahui bahwa pasangan, bercinta, couple

  selain hubungan sah suami istri dan apa saja istilah yang seerti dengannya adalah haram di sisi agama kita Islam. Namun, jika kita lihat pada generasi kita yang bergelar remaja sekarang, banyak yang hanyut dalam arus percintaan.Setelah terngadah baru tersadar bahwa cinta yang terbina itu memakan diri sendiri. Cinta yang terjalin tadi akhirnya sia-sia, punah seribu harapan, impian, dan janji-janji.



Nasi sudah menjadi bubur, penyesalan memang akan tetap singgah. Kesunyian akan menerpa.Namun ingat wahai muslimah! Jangan pernah berkata yang hati Anda kosong hanya karena 'I have no boyfriend 'sebab Allah tetap ada.Kembalilah bersujud kepada-Nya.Tanamkan kepercayaan kepada-Nya.



              Memang jodoh itu ketentuan Ilahi, tetapi kita pernah mendengar bahwa kesempatan tidak datang bergolek, begitu juga dengan jodoh.Berdoa juga adalah satu usaha, jadi berdoalah kepada-Nya moga dipertemukan dengan pria yang baik dan saleh. Ingatlah!Pria yang baik adalah untuk perempuan yang baik, bukan lelaki yang hensem untuk perempuan yang cantik dan sebaliknya.



Jangan merasa rendah diri, ingatlah bahwa segala yang diciptakan Tuhan adalah cantik.Jika inginkan jodoh yang baik, perbaikilah diri Anda, muhasabahlah diri, hentikan hal yang dilarang-Nya dan kerjakan segala perintah-Nya selagi pintu taubat masih terbuka luas.Di sini, sekedar ingin mengutarakan pendapat dan berbagi tips kepada para muslimah, jangan jadikan kegagalan cinta sebagai finish hidup Anda. Teruskanlah berusaha karena dirimu begitu berharga.





TIPS MENGATASI PUTUS CINTA:



1. Kembali ke-Nya - Banyakkan beribadah termasuk melakukan praktek sunat.Luangkanlah lebih waktu dengan-Nya.



2. Selalu ingat jodoh itu ketentuan Allah- anggap semua yang terjadi adalah ujian dari Allah dan ada hikmah disebaliknya. Sesungguhnya Allah tidak menurunkan ujian jika hamba-Nya tidak mampu untuk menanggungnya. Bersabarlah.



3. Meminta saran orang tua atau orang terdekat - Orang tua adalah yang terbaik dalam memberikan nasehat karena sudah merasa asam garam kehidupan dan tahu apa yang terbaik untuk kita.Jika merasa malu atau takut untuk meminta nasihat dari orang tua, setidaknya berkongsilah masalah Anda dengan orang terdekat dan rapat seperti teman baik.Jangan pendamkan di dalam hati, nanti semakin merana diri.



4. Buang semua tentang si dia - Jika Anda tidak sanggup menghapus kenangan Anda berdua, letaklah jauh dari sudut penglihatan Anda agar Anda tidak merasa sedih dan ingin kembali dengannya.Buang nomor si dia dan segala pesan yang ada dalam ponsel Anda.



5. Sibukkan diri - Lakukan apa saja kerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari Anda supaya Anda tidak terlalu memikirkannya.Jika ada aktivitas, libatkan diri.Dengan itu dapat mengurangi kesedihan yang melanda.



6. Muhasabah diri - Jangan ikutkan perasaan, terimalah hakikat bahwa dirinya bukan untuk Anda.Ada yang lebih baik.



7. Berkawan dengan banyak orang- Janganlah karena putus cinta Anda tidak ingin bergaul.Namun, pengaman pergaulan Anda sebagai seorang muslimah.Menambahkan kontak adalah baik dalam memperkuat ukhwah.Selain itu Anda akan merasa kesedihan putus cinta itu akan hilang sedikit demi sedikit.








Mengingati Kiamat bangkit Keinsafan
Wednesday, October 13, 2010 6:55 AM

Oleh Wan Abd Rahim Wan Mohamad



Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh



AL-QURAN adalah kitab dan mukjizat paling indah. Keindahannya bukan sekadar untuk diperdengarkan bacaannya tetapi diambil perhatian mengenai peringatan dan ancaman yang dijelaskan dalam ayatnya sebagai menambahkan ketaatan manusia kepada Allah pencipta semesta alam.

Allah berfirman yang bermaksud:

    “Apabila matahari digulung dan bintang berjatuhan dan apabila gunung dihancurkan dan unta yang bunting ditinggalkan tidak dipedulikan dan apabila binatang liar dikumpulkan dan lautan dijadikan meluap dan apabila roh dipertemukan dengan tubuh, bayi perempuan dikuburkan hidup-hidup ditanya kerana dosa apakah ia dibunuh, dan apabila catatan amal perbuatan manusia dibuka dan langit dilenyapkan dan apabila api neraka jahim dinyalakan dan syurga didekatkan, maka setiap jiwa akan mengetahui apa yang sudah dikerjakannya, sesungguhnya Aku bersumpah dengan bintang yang beredar dan terbenam demi malam apabila sudah hampir meninggalkan gelap dan demi subuh apabila fajarnya mula menyingsing, sesungguhnya al-Quran itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan mulia yang mempunyai kekuatan, kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai arsy ditaati lagi dipercayai.” (Surah at-Takwir, ayat 1-21)

Rasa takut dan cemas terbayang menekan kita. Ketakutan meliputi seluruh alam dan mencemaskan jiwa serta menggoncang dada. Malah, ketakutan mencengkam seluruh bumi dan langit yang digerakkan lagi oleh ketakutan dan digentarkan pula oleh firman-Nya.

Allah berfirman yang bermaksud:

    “Apabila terjadi hari khiamat, tidak seorang pun dapat berdusta mengenai kejadiannya. Kejadian itu merendahkan satu golongan dan meninggikan golongan yang lain. Apabila bumi digoncang sedasyatnya dan gunung dihancur luluhkan sehancurnya, maka jadilah debu yang berterbangan.” (Sural al-Waqiah, ayat 1-6)

Pada saat lain, ketakutan itu terlintas dalam bayangan dan bergoncang perasaan. Semua itu sebagai peringatan kepada kita untuk menambah ketaatan dan ketakwaan.

Firman Allah yang bermaksud:

    “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang besar dan dasyat. Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya. Dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (Surah al-Hajj, ayat 1-2)

Demikian gambaran demi gambaran yang ditampilkan Allah mengenai pemandangan hari kiamat. Sesekali perasaan takut merasuk ke jiwa dan pada saat lain berasakan kemantapan dan ketenangan.

Sesekali terbayang api neraka yang membakar dan sesekali pula hembusan sejuk angin syurga menerpa, lantaran itu pengenalan terhadap alam akhirat menjadi penting dan sempurna sebelum hari yang dijanjikan itu tiba.

Firman Allah yang bermaksud:

    “Hari kiamat; apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu, apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihamburkan.” (Surah al-Qariah, ayat 1-5)

Firman Allah lagi yang bermaksud: “Pada hari ketika manusia lari daripada saudaranya, ibu bapanya, isteri dan anaknya setiap orang daripada mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan.”

Demikian paparan yang diungkapkan al-Quran mengenai peristiwa yang mengerikan. Ungkapan pemandangan kiamat tentu meresap, membangkit kesedaran dan keinsafan. Betapa hari kiamat senantiasa menjadi perhitungan dalam hidup. Ia begitu lekat dalam hati dan lisan. Lantas kita pun bersungguh-sungguh melaksanakan kewajipan dan ketaatan.

Sabda Rasulullah SAW bermaksud: “Allah akan melipat petala langit di hari kiamat lalu menggenggam dengan tangan kanan-Nya seraya berkata; Aku Raja segala raja! Di manakah orang yang membesarkan diri? Di manakah orang yang menyombong diri? Kemudian Dia melipat bumi dengan tangan kiri-Nya seraya berkata: Akulah Raja segala Raja! Di manakah orang yang menyombong diri?”

Allah berfirman yang bermaksud:

    “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong kerana sesungguhnya kamu tidak akan dapat menembus bumi dan kamu tidak akan mencapai setinggi gunung.” (Surah al-Isra’, ayat 37)

Kesombongan itu menggelapkan jalan ke syurga, merosak pergaulan, merenggang pertalian, memecah perpaduan. Al-Quran sebagai mukjizat dan penawar selayaknya ditampilkan sebagai panduan, peringatan bukan sekadar bacaan dan nyanyian malah sebagai penyatuan serta keinsafan.

Justeru, al-Quran sebagai mukjizat dan penawar bukan saja untuk dihayati keindahannya, malah memberi petunjuk untuk membina ketaatan, menjadi orang beriman yang membela kebenaran, memelihara diri daripada dosa dan kemurkaan.

Mengingati hari akhirat memberi kesedaran dan keinsafan bahawa penghujung jalan terbentang suatu lagi perjalanan yang masih panjang.



Ujian Sebagai Penebus Dosa
Wednesday, October 13, 2010 3:51 AM

Assalamualikum Warohmatullohi Wabarokatuh



Bismilahirohmanirohiim



Ujian itu adalah tanda kasihnya Allah kepada hambanya.

Nabi saw bersabda

   "Sesungguhnya antara dosa itu ada dosa yang tidak dapat ditebus oleh sembahyang, haji dan umrah hanya dapat ditebus dengan kerisauan hati dalam mencari nafkah hidup." (Riwayat Ibnu dan Abu Na'im dari Abu Hurairah).



Firman Allah dalam surah Al Imran; 142 yang bermaksud:

     “Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga, pada hal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata orang-orang yang bersabar.”



Firman Allah S.W.T.:

Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat) – al-Mulk (67) : 2



     Ujian daripada Allah S.W.T ini meliputi seluruh hamba-Nya yang taat mahupun yang derhaka. Malah ujian bagi hamba-hamba-Nya taat adalah lebih hebat berbanding dengan mereka yang engkar.



Rasulullah s.a.w pernah di tanya:Ya Rasulullah, siapakah yang paling keras mendapatkan ujian?

Baginda menjawab:Para Nabi dan pengikut-pengikutnya.

Seseorang itu akan diuji sesuai dengan kadar agama, jika kadar beragamanya kuat maka ujiannya semakin keras. Jika kadar beragamanya lemah maka dia diuji sesuai dengan kadar agamanya. Seorang hamba akan sentiasa diuji sampai dia akan dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa membawa dosa kesalahan. – Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi (no: 2322).



Justeru itu segala ujian daripada Allah S.W.T ini haruslah kita tempuhi dengan penuh kesabaran agar ianya dapat mendekatkan kita kepada-Nya dan menerima segala limpah rahmat-Nya.



Firman Allah S.W.T.:

Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar: (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: (Innalillahi wa inna ilahirajiun) "Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."

Mereka itu ialah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan daripada Tuhan mereka serta rahmat-Nya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayah-Nya. – al-Baqarah (2) : 157



Rata-rata umat Islam di Indonesia/Malaysia hanya akan menyebut Innalillahi wa inna ilahirajiun apabila menerima berita kematian.

Tapi menerusi ayat ini dapatlah kita fahami bahawa sekiranya kita ditimpa apa jua bentuk musibah atau mendengar orang lain didatangi bencana maka hendaklah kita mengucapkan kalimah tersebut.



Apakah itu sabar?

Sabar adalah teguh dan tetap berada di atas landasan yang dikehendaki oleh agama apabila berhadapan atau menentang sesuatu pengaruh yang ditimbulkan oleh hawa nafsu baik ketika ingin mengerjakan perbuatan untuk mencari ketaatan Allah, melakukan perkara-perkara maksiat dan ketika ditimpa musibah.

    Manusia sentiasa berada di dalam situasi di mana pengaruh agama sentiasa berperang dengan hawa nafsu. Demi untuk menjamin hawa nafsu dapat ditewaskan maka sifat sabar itu perlu ada bagi setiap orang yang beriman.

Hendaklah kita fahami bahawa ujian Allah boleh berada dalam bentuk nikmat kebaikan dan juga musibah yang berbentuk kesusahan.



Firman-Nya:

  Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan. - al-Anbiya’ (21) : 35



Dari ayat di atas dapat kita nyatakan bahawa ujian yang perlu di hadapi oleh manusia ini terdiri dari dua bentuk.



PERTAMA:

   Perkara yang sesuai dengan hawa nafsu manusia seperti kekayaan, berjawatan tinggi, terkenal dan mengecapi semua nikmat dunia yang lain.

    Manusia ketika ingin mencapai nikmat dunia, mereka perlu untuk berusaha dengan bersungguh-sungguh serta bersabar. Apabila nikmat tersebut telah dikecapi maka ujian yang datang darinya juga begitu hebat maka kesabaran memainkan peranan yang penting demi menjamin bahawa nikmat dunia yang diperolehi itu dipergunakan sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya.

    Sebagai contoh, kekayaan yang kita perolehi adakalanya menyebabkan manusia lupa daratan, menjadi angkuh dan menjauhkannya dari perintah Allah S.W.T..

Oleh itu hendaklah hawa nafsu itu diperangi menerusi sifat sabar agar kekayaan bukan sahaja akan menjadikannya insan yang beriman malah dibelanjakan hartanya itu sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya.



Allah S.W.T. mengingatkan kita melalui firman-Nya:Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah-Nya). Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. – al-Munaafiquun (63) : 11



KEDUA:

     Ujian dalam ketegori ini meliputi perkara-perkara yang tidak secocok dengan kehendak hawa nafsu manusia. Ianya boleh terjadi disebabkan perbuatan atau usaha manusia itu sendiri ataupun ianya datang di luar kawalan manusia seperti bencana yang tidak dapat dielakkan.



Ujian yang tidak selari dengan hawa nafsu kita tetapi terjadi disebabkan perbuatan manusia sendiri terbahagi kepada dua bentuk



KETAATAN :Manusia memerlukan kesabaran tatkala hendak melaksanakan amalan-amalan yang berbentuk ketaatan. Ini adalah kerana ujian yang dihadapi oleh seseorang apabila hendak melaksanakan ibadah sekiranya tidak dihadapi dengan penuh kesabaran akan menyebabkan gagalnya perlaksanaan amalan tersebut.

Sebagai contoh yang mudah apabila kita hendak melaksanakan solat tahajud atau subuh yang mana kita perlu menghadapi ujian malas untuk bangun awal dari tempat tidur kita. Sekiranya kita tidak sabar untuk menghadapi ujian tersebut maka akhirnya kita akan memilih tilam serta bantal yang empuk dari beribadah di atas sejadah.



Firman Allah S.W.T.:"Tuhan yang mencipta dan mentadbirkan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya; oleh itu, sembahlah engkau akan Dia dan bersabarlah dengan tekun tetap dalam beribadat kepada-Nya; adakah engkau mengetahui sesiapapun yang senama dan sebanding dengan-Nya?" – Maryam (19) : 65



    Segala amalan yang boleh membawa kita ke syurga dilingkari oleh perkara-perkara yang tidak disenangi oleh hawa nafsu yang perlu kita hadapi agar perlaksanaannya menjadi realiti.



Rasulullah s.a.w. bersabda:Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai (oleh hawa nafsu), sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat. Hadis riwayat Imam Muslim (no: 2823)b)



KEMAKSIATAN: Manusia juga memerlukan kesabaran yang tegar untuk menghindarkan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan maksiat baik dari segi perbuatan, perkataan dan keinginan hatinya. Maksiat itu walaupun mempunyai daya tarikan yang kuat namun ianya sebenarnya tidak sesuai dengan kehendak hawa nafsu manusia kerana pada hakikatnya ia akan membawa keburukan kepada manusia. Kita ambil contoh melakukan seks bebas. Perbuatan tersebut sememangnya dapat memuaskan nafsu syahwat manusia, namun ia sebenarnya memusnahkan sistem kekeluargaan manusia, menyebarkan penyakit berjangkit serta membawa gejala sosial yang menghancurkan generasi masa hadapan. Lantaran itu Allah S.W.T. melarang perbuatan maksiat.



Firman-Nya:Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, dan berbuat kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat; dan melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar serta kezaliman. Dia mengajar kamu (dengan suruhan dan larangan-Nya ini), supaya kamu mengambil peringatan mematuhi-Nya. - al-Nahl (16) : 90



Ujian yang datang tanpa dapat dikawal oleh manusia dalam bentuk bencana mahupun musibah yang dihadapi juga terdapat dua bentuk.



a) Musibah yang melanda namun manusia mampu menghindarinya seperti penganiayaan sesama manusia, dipulaukan oleh masyarakat, dihina oleh orang ramai melalui perbuatan dan ucapan. Sebagai contohnya ujian yang dihadapi oleh para pendakwah yang dicemuh oleh masyarakat sekelilingnya yang jahil dan musuh-musuh Allah. Dia sebenarnya boleh meneruskan dakwahnya dengan cara yang penuh hikmah dan bersabar atas ujian tersebut tanpa melakukan apa-apa balasan yang akan memburukkan lagi keadaan.



Firman Allah S.W.T.:Dan bersabarlah terhadap apa yang dikatakan oleh mereka (yang menentangmu), dan jauhkanlah dirimu dari mereka dengan cara yang baik. – al-Muzzammil (73) : 10



Walaupun begitu Allah S.W.T membenarkan kita untuk membalas kejahatan yang dilakukan oleh pihak lain tanpa melakukannya secara berlebih-lebihan namun bersabar itu adalah jalan yang lebih baik.



firman Allah S.W.T :Dan jika kamu membalas kejahatan (pihak lawan), maka hendaklah kamu membalas dengan kejahatan yang sama seperti yang telah ditimpakan kepada kamu, dan jika kamu bersabar, (maka) sesungguhnya yang demikian itu adalah lebih baik bagi orang-orang yang sabar. – al-Nahl (16) : 126



b)Musibah yang melanda manusia dan dia tidak mampu untuk menghalangnya sama sekali. Contohnya seperti kematian, kemarau berpanjangan, kecacatan, wabak penyakit, banjir besar dan bencana-bencana alam yang lain. Apabila terjadinya musibah sedemikian rupa maka hendaklah kita menghadapinya dengan keredhaan dan penuh kesabaran.



Firman Allah S.W.T.:Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar. – al-Baqarah (2) : 15



Semoga bermanfaat



Wassalam






Kata Kata Hikmah Khulafa Ar-rasyidin
Tuesday, October 12, 2010 9:25 AM

Assalamualaikum



Mungkin sahabat ada yg pernah membaca ini,tapi setidaknya kita renungkan kembali dan fahami

mutiara kata berikut ini:



SAIDINA ABU BAKAR RADHIALLAHU ANHU BERKATA:

Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan iaitu:

   1. Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau;
   2. Hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau;
   3. Hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau;
   4. Adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna.

SAIDINA UMAR AL-KHATTAB RADHIALLAHU ANHU BERKATA:

   1. Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya.
   2. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina.
   3. Orang yang menyintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
   4. Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.

SAIDINA UTHMAN BIN AFFAN RADHIALLAHU ANHU BERKATA:

Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah:

   1. Hatinya selalu berniat suci.
   2. Lidahnya selalu basah dengan zikrullah.
   3. Kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa).
   4. Segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah.
   5. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.

SAIDINA ALI KARRAMALLAHU WAJHAH BERKATA:

   1. Tiada solat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu’.
   2. Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.
   3. Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur’an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.
   4. Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara’.
   5. Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.
   6. Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki.
   7. Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan.
   8. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya, siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya, siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara’, sedang orang yang tidak wara’ itu bererti hatinya mati.



semoga Bermanfaat



Wassalam


Pahala Membantu Tetangga dan anak yatim
Tuesday, October 12, 2010 3:02 AM

Assalamualaikum Wr Wb



         Bismillahirohmanirohiim



Pada suatu masa ketika Abdullah bin Mubarak berhaji, tertidur di MasjidilHaram.

Dia telah bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit lalu yangsatu berkata kepada yang lain,

     "Berapa banyak orang-orang yang berhajipada tahun ini?"Jawab yang lain, "Enam ratus ribu."

Lalu ia bertanya lagi,

    "Berapa banyak yang diterima ?"

Jawabnya,

    "Tidak seorang pun yang diterima, hanya ada seorang tukangsepatu dari Damsyik bernama Muwaffaq, dia tidak dapat berhaji, tetapi diterima hajinya sehingga semua yang haji pada tahun itu diterima denganberkat hajinya Muwaffaq."



Ketika Abdullah bin Mubarak mendengar percakapannya itu, makaterbangunlah ia dari tidurnya, dan langsung berangkat ke Damsyik mencar iorang yang bernama Muwaffaq itu sehingga ia sampailah ke rumahnya. Danketika diketuknya pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia bertanya namanya.

Jawab orang itu, "Muwaffaq."

Lalu abdullah bin Mubarak bertanya padanya,

    "Kebaikan apakah yang telahengkau lakukan sehingga mencapai darjat yang sedemikian itu?"

Jawab Muwaffaq,

    "Tadinya aku ingin berhaji tetapi tidak dapat kerana keadaanku, tetapi mendadak aku mendapat wang tiga ratus diirham dari pekerjaanku membuat dan menampal sepatu, lalau aku berniat haji padatahun ini sedang isteriku pula hamil, maka suatu hari dia tercium baumakanan dari rumah jiranku dan ingin makanan itu, maka aku pergi ke rumahjiranku dan menyampaikan tujuan sebenarku kepada wanita jiranku itu.



Jawab jiranku,

 "Aku terpaksa membuka rahsiaku, sebenarnya anak-anak yatimku sudah tiga hari tanpa makanan, kerana itu aku keluar mencari makanan untuk mereka. Tiba-tiba bertemulah aku dengan bangkai himar disuatu tempat, lalu aku potong sebahagiannya dan bawa pulang untuk masak,maka makanan ini halal bagi kami dan haram untuk makanan kamu."



Ketika aku mendegar jawapan itu, aku segera kembali ke rumah dan mengambil wang tiga ratus dirham dan keserahkan kepada jiranku tadi seraya menyuruhnya membelanjakan wang itu untuk keperluan anak-anakyatim yang ada dalam jagaannya itu.



  "Sebenarnya hajiku adalah di depan pintu rumahku." Kata Muwaffaq lagi.



Demikianlah cerita yang sangat berkesan bahawa membantu jiran tetanggayang dalam kelaparan amat besar pahalanya apalagi di dalamnya terdapat anak-anak yatim.



Rasulullah ada ditanya,

  "Ya Rasullah tunjukkan padaku amal perbuatan yang bila kuamalkan akan masuk syurga."

Jawab Rasulullah,

   "Jadilah kamu orang yang baik."

Orang itu bertanya lagi,

   "Ya Rasulullah, bagaimanakah akan aku ketahui bahawa aku telah berbuat baik?"

Jawab Rasulullah,

   "Tanyakan pada tetanggamu, maka bila mereka berkata engkau baik maka engkau benar-benar baik dan bila mereka berkata engkaujahat, maka engkau sebenarnya jahat."



Semoga menjadi kisah perenungan Buat sahabat semua 



     Wassalam








Umat Islam Yg tiada pernah memperjuangkan Agama
Monday, October 11, 2010 9:36 AM

SEORANG Muslim yang tidak memiliki semangat dakwah dan jihad bagi memperjuangkan agama, sebenarnya sedang mengalami krisis jati diri dan identiti Muslimnya. Untuk apa semua yang diusahakan, harta dikumpul, ilmu dikuasai, jawatan direbut dan dunia yang berhasil digenggam jika tidak dimanfaatkan untuk agama Allah? Seandainya seseorang sudah memiliki segala-galanya kemudian tiba-tiba dia mati tanpa memperjuangkan agama, maka alangkah sedikit bekal dan payahnya kehidupan yang mesti dilalui selepas mati kelak. Sia-sia saja visi dan misi hidupnya di dunia. Saat itu sedarlah ia yang kembali miskin seorang diri di alam barzakh.



Sesungguhnya kejayaan yang hakiki bermula daripada satu niat meninggikan kalimah Allah. Sedangkan apa yang diusahakannya selama ini untuk dunia semata-mata demi kepuasan nafsu belaka.



Kebangkitan Islam sering diperkatakan tetapi realitinya generasi Islam kini sudah mengalami serangan duniawi yang sedikit sebanyak mempengaruhi kejiwaan, pemikiran dan sikap mereka. Mentaliti Muslim yang hilang semangat memperjuangkan agama semakin parah di tengah-tengah umat. Tidak kira golongan mana pun, jika umat meninggalkan dakwah dan jihad di jalan Allah, maka tunggu kehancuran seperti ditegaskan dalam firman-Nya bermaksud:



"Wahai orang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepadamu: Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah, kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu lebih suka dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanya sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, nescaya Allah menyeksa kamu dengan seksa yang pedih dan Dia menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Surah al-Taubah, ayat 38-39)



Melalui ayat itu, Allah menyatakan punca hilang semangat dakwah dan jihad iaitu kerana manusia terlalu cintakan kehidupan dunia. Bahkan jika boleh, agama pun akan dijual, saudara sesama Muslim dianiaya, jatuh-menjatuhkan, aib- mengaibkan untuk mendapat apa diinginkan oleh hawa nafsu. Jika kejahatan bermaharajalela tetapi semangat dakwah dan jihad semakin kendur tidak mustahil kehancuran umat akan terjadi. Dakwah dan jihad adalah benteng paling kukuh untuk melindungi umat daripada serangan musuh. Sepatutnya ia menjadi idealisme yang wajib ditanam dalam jiwa seluruh generasi Muslim.



Sayangnya, dakwah Islam dan semangat jihad hanya dimiliki golongan tertentu yang berkopiah dan berserban, di masjid dan surau. Itupun jika tepat ruang yang disalurkan. Sedangkan golongan profesional, pemikir, penggubal dasar, penggerak politik, budayawan, seniman, ahli sukan, saintis, peniaga, pendidik Muslim, mereka agak kurang bersemangat mengenai hakikat dakwah dan jihad.



Peranan ulama diharapkan boleh membuka ruang kepada mereka untuk memahami Islam, mencintai dan merasa terpanggil memperjuangkan agama menurut kapasiti ilmu dan kekuatan dimiliki. Umat Islam mesti kembali menanamkan idealisme tegakkan dakwah dan jihad dalam kehidupan.



Hapuskan kesilapan lalu dan bertaubat daripada kejahatan nafsu duniawi yang menipu. Kerja dakwah serta strategi jihad mesti disesuaikan dengan situasi dan realiti masyarakat sekarang. Media memainkan peranan penting sebagai penyampai kebenaran, hiburan dan seni juga menjadi pilihan orang yang mahukan kelainan dalam sentuhan dakwah, alam maya dalam sistem teknologi maklumat tercanggih yang semakin digilai manusia menjadi alternatif menyampaikan keindahan Islam. Ulama tidak ketinggalan mengkaji pendekatan dan pengurusan dakwah yang sesuai untuk manusia pada zaman siber. Pendekatan fleksibel, mendidik sebelum menghukum, mendengar suara umat dan mengkaji perubahan zaman sebelum memutuskan fatwa diharap membawa kemajuan adalah tugas ulama yang amanah.



Ulama berdiri sebagai pembimbing jalan, pemberi jawapan atas setiap persoalan, doktor yang menyembuh penyakit jiwa masyarakat dan penyampai keindahan Islam yang membangkitkan umatnya supaya mencintai agama. Ulama memerlukan pendedahan ilmu dan wawasan yang lebih global dengan bermuzakarah antara ulama sedunia untuk mempertingkatkan keupayaan dalam mendampingi umat ke jalan yang diredai Allah.



Sesungguhnya dakwah dan jihad adalah panggilan jiwa insan yang mencintai sunnah Rasulullah SAW. Wasiat Baginda SAW sentiasa menjadi ingatan di hati yang bermaksud: "Sesiapa yang membenci sunnahku bukan termasuk golonganku." (Hadis Muttafaq Alaih)



Dakwah dan jihad juga adalah kerjaya nabi dan rasul yang diabadikan dalam al-Quran sebagai jalan hidup terbaik di sisi Allah. Firman Allah yang bermaksud: "(Iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Nescaya Allah akan mengampuni dosamu dan memasukkanmu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) kurnia yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya) dan sampaikanlah berita gembira kepada orang beriman. Wahai orang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah seperti Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikutnya yang setia: Siapakah yang akan menjadi penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? Pengikut yang setia itu berkata: Kamilah penolong agama Allah, lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan lain kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang beriman terhadap musuh mereka, lalu mereka menjadi orang yang menang." (Surah al-Shaff, ayat 11-14)



Seseorang yang bergiat dalam kerja dakwah pasti menghadapi ujian yang boleh mengancam langkahnya. Ujian yang dipikul bersesuaian dengan tahap keimanan masing-masing. Kadangkala hanya dengan sifat diri yang kurang sabar seseorang boleh terjatuh dan tidak dapat bangkit lagi, walaupun ramai di hadapannya orang yang lebih berat lagi menerima penyeksaan dalam mengharungi medan dakwah dan jihad.



Hanya orang terpilih yang tegak berdiri menunggu keputusan Allah, apakah dia layak menerima pertolongan Allah atau tidak, semuanya bergantung niat dalam hati. Siapakah yang reda dengan hinaan dan cacian, fitnah, kebencian bahkan ancaman bunuh diterima kerana menegakkan agama?



Hanya orang yang tegar dan yakin dengan kuasa Allah mampu menghadapi kesusahan di jalan-Nya. Biarlah air mata yang ditumpahkan atas jalan Allah sebagai pemadam api neraka yang menyala dan hati terluka, jasad teraniaya semua itu sebagai bukti kecintaan hamba kepada Allah. Bahkan jika tiada menemui gangguan di jalan dakwah, seseorang patut berwaspada mungkin dia tersalah jalan kerana jalan dakwah itu dapat dikenal melalui seksaan dan tangisannya.



Suatu hari Rasulullah SAW melepas pemergian Muaz Jabal ke Yaman untuk menyebarkan Islam di sana. Rasulullah SAW melihat Muaz menangis. Muaz berkata: "Wahai Rasulullah, aku menangis kerana akan berpisah denganmu. Rasulullah SAW bersabda: Jangan kamu bersedih kerana kesedihan itu daripada syaitan. Wahai Muaz, bertakwalah (takut) kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan, nescaya kebaikan itu akan menghapuskannya dan berbuat baiklah kepada manusia dengan akhlak yang baik." (Hadis riwayat Imam al-Tirmizi dan Imam Ahmad)



Suatu hari Khabbab al-Art menghadap Rasulullah SAW dan mengadukan seksaan yang dideritainya dan sahabat. Rasulullah SAW menghibur Khabbab sambil bersabda yang bermaksud: "Orang sebelum kalian digali sebuah lubang di atas tanah dan mereka dimasukkan ke dalamnya. Selepas itu diambil gergaji dan diletakkan ke atas kepalanya sehingga jasadnya terbelah dua. Namun hal itu tidak menggoyahkan agamanya. Ada juga yang disikat dengan sikat besi sehingga terlepas daging daripada tulangnya. Tetapi seksaan itu tidak sedikitpun menggoncangkan agamanya." (Hadis riwayat al-Bukhari)



Hanya hamba Allah yang berkualiti iman dan amalnya sanggup melangkah di jalan dakwah. Mereka orang terpilih daripada kalangan nabi dan rasul, syuhada dan salihin. Dakwah dan jihad adalah harta warisan paling bernilai ditinggalkan mereka hingga akhir zaman untuk generasi Islam berikutnya.






Tolong Sampaikan Pada si Dia
Monday, October 11, 2010 9:17 AM

Oleh :Tammy adjah





Tolong sampaikan pada si dia…

 Tolong beritahu si dia,  aku ada pesanan buatnya..

 Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya..

 Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa..

 Tolong nasihati sia dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa..

 Tolong nasihati si dia, jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa..

 Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakan ibu bapanya..

 Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga..

 Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya..

 Tolong ingatkan si dia. Aku terpikat kerana imannya bukan rupa..

 Tolong ingatkan si dia. Aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..

 Tolong ingatkan si dia. Aku kasihinya kerana santunnya..

 Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia..

 Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya..

 Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya..

 Tolong sedarkan si dia. Aku milik Yang Maha Esa..

 Tolong sedarkan si dia. Aku masih milik keluarga..

 Tolong sedarkan si dia. Tanggungjawabnya besar kepada keluarganya..

 Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..

 Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta..

 Tolong sabarkan si dia, bila jarak mejadi penyebab bertambah rindunya..

 Tolong pesan padanya. Aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya..

 Tolong pesan padanya. Aku tak mahu menjadi punca kegagalannya..

 Tolong pesan padanya. Aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya..

 Tolong khabarkan pada si dia. Aku tidak mahu melekakan dia..

 Tolong khabarkan pada si dia. Aku mahu dia berjaya dalam impian dan cita-citanya..

 Tolong khabarkan pada si dia. Jadilah penyokong dalam kejayaanku..

 Tolong sampaikan pada si dia, aku mendambakan cinta suci yang terjaga..

 Tolong sampaikan pada si dia, cinta kerana Allah tidak ternilai harganya..

 Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa..

 Tolong sampaikan kepada si dia kerana aku tidak mampu memberitahunya sendiri…





Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia..Moga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia..



Moga dia seekor lebah yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa memasuki taman larangan dengan sopan santunnya dan bertemu mawar berduri yang terjaga oleh tuannya..



Simpanlah pesanan ku ini sehingga engkau bertemu diriku suatu hari nanti…





Tolong jangan Marah jika Sahabat ga di tagg

(^___^)


Kisah Sepasang Pngantin Syurga
Monday, October 11, 2010 8:46 AM

Seorang gadis yang terlalu istimewa, cantik paras rupanya, mulia akhlaknya, terjaga maruahnya oleh iman & taqwa kepada Allah SWT, mempunyai nasab yang paling bersih, suci & tinggi kedudukannya di mata manusia & disisi Tuhannya. Anak perempuan seorang nabi. Dialah Fatimah al-Zahra’, puteri Rasulullah SAW, wanita yang paling dikasihi & dilindungi.

Tahukah anda apakah persiapan majlis kahwin Fatimah al-Zahra’ dengan Saidina Ali bin Abi Talib ?





*alat menggiling gandum     *bantal yang di isi daun-daun kering & biji kurma

*alat penumbuk                    *sebuah bekas air

*kulit yang di samak            *sebiji pinggan





Abu Bakar menangis ketika melihat keadaan persediaan perkahwinan puteri Rasulullah SAW itu.

Beliau bertanya, ” Ini sajakah bekalan untuk Fatimah?

Nabi SAW menjawab : “Wahai Abu Bakar ini semua sudah cukup banyak untuk orang yang masih hidup di dunia.”

Wahai pengantin yang paling agung, kemuliaan itu terletak pada hati yang beriman & amal soleh. Bukan banyaknya harta & kemewahan, keturunan @ pangkat & jawatan. Secantik-cantik pengantin adalah sepasang hamba Allah yang tunduk & taat hanya kepada-NYA.






Pemuda yg berIbu dan Berbapakan Babi
Monday, October 11, 2010 1:38 AM

Bismillahi Rohmanir rohiim



Nabi Musa adalah satu-satunya Nabi yang boleh bercakap terus dengan Allah s.w.t. Setiap kali dia hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah dia akan bercakap dengan Allah s.w.t..

Nabi Musa sering bertanya dan Allah s.w.t. akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah kelebihannya yang tidak ada pada nabi-nabi lain.



Suatu hari Nabi Musa telah bertanya kepada Allah s.w.t..

   "Ya Allah, siapakah orang di syurga nanti yang akan berjiran dengan aku?".



Allah s.w.t pun menjawab dengan mengatakan nama orang itu, kampung serta tempat tinggalnya. Setelah mendapat jawapan, Nabi Musa turun dari Bukit Tursina dan terus berjalan mengikut tempat yang diberitahu. Setelah beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya sampai juga Nabi Musa ke tempat berkenaan.



                        Dengan pertolongan beberapa orang penduduk di situ, beliau berjaya bertemu dengan orang tersebut. Setelah memberi salam beliau dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Tuan rumah itu tidak melayan Nabi Musa. Dia masuk ke dalam bilik dan melakukan sesuatu di dalam. Sebentar kemudian dia keluar sambil membawa seekor babi betina yang besar. Babi itu didukungnya dengan cermat. Nabi Musa terkejut melihatnya. "Apa hal ini?, kata Nabi Musa berbisik dalam hatinya penuh kehairanan.



                        Babi itu dibersihkan dan dimandikan dengan baik. Setelah itu babi itu dilap sampai kering serta dipeluk cium kemudian dihantar semula ke dalam bilik. Tidak lama kemudian dia keluar sekali lagi dengan membawa pula seekor babi jantan yang lebih besar. Babi itu juga dimandikan dan dibersihkan. Kemudian dilap hingga kering dan dipeluk serta cium dengan penuh kasih sayang. Babi itu kemudiannya dihantar semula ke bilik. Selesai kerjanya barulah dia melayan Nabi Musa.



"Wahai saudara! Apa agama kamu?". "Aku agama Tauhid", jawab pemuda itu iaitu agama Islam.

"Habis, mengapa kamu membela babi? Kita tidak boleh berbuat begitu." Kata Nabi Musa.



"Wahai tuan hamba", kata pemuda itu. "Sebenarnya kedua babi itu adalah ibubapa kandungku. Oleh kerana mereka telah melakukan dosa yang besar, Allah s.w.t. telah menukarkan rupa mereka menjadi babi yang hodoh rupanya. Soal dosa mereka dengan Allah s.w.t. itu soal lain. Itu urusannya dengan Allah s.w.t. .

Aku sebagai anaknya tetap melaksanakan kewajipanku sebagai anak. Hari-hari aku berbakti kepada kedua ibubapaku sepertimana yang tuan hamba lihat tadi. Walaupun rupa mereka sudah menjadi babi, aku tetap melaksanakan tugasku.", sambungnya.



              "Setiap hari aku berdoa kepada Allah s.w.t. agar mereka diampunkan. Aku bermohon supaya Allah s.w.t. menukarkan wajah mereka menjadi manusia yang sebenar, tetapi Allah s.w.t. masih belum memakbulkan lagi.", tambah pemuda itu lagi.



Maka ketika itu juga Allah s.w.t. menurunkan wahyu kepada Nabi Musa a.s. 'Wahai Musa, inilah orang yang akan berjiran dengan kamu di Syurga nanti, hasil baktinya yang sangat tinggi kepasa kedua ibubapanya. Ibubapanya yang sudah buruk dengan rupa babi pun dia berbakti juga. Oleh itu Kami naikkan maqamnya sebagai anak soleh disisi Kami."



Allah s.w.t. juga berfirman lagi yang bermaksud :

          "Oleh kerana dia telah berada di maqam anak yang soleh disisi Kami, maka Kami angkat doanya. Tempat kedua ibubapanya yang Kami sediakan di dalam neraka telah Kami  pindahkan ke dalam syurga."



Itulah berkat anak yang soleh.



Doa anak yang soleh dapat menebus dosa ibubapa yang akan masuk ke dalam neraka pindah ke syurga. Ini juga hendaklah dengan syarat dia berbakti kepada ibubapanya. Walaupun hingga ke peringkat rupa ayah dan ibunya seperti babi. Mudah-mudahan ibubapa kita mendapat tempat yang baik di akhirat kelak.



                        Walau bagaimana buruk sekali pun perangai kedua ibubapa kita itu bukan urusan kita, urusan kita ialah menjaga mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka menjaga kita sewaktu kecil hingga dewasa. Walau banyak mana sekali pun dosa yang mereka lakukan, itu juga bukan urusan kita, urusan kita ialah meminta ampun kepadaAllah s.w.t. supaya kedua ibubapa kita diampuniAllah s.w.t. Doa anak yang soleh akan membantu kedua ibubapanya mendapat tempat yang baik di akhirat, inilah yang dinanti-nantikan oleh para ibubapa di alam kubur.



                        Erti sayang seorang anak kepada ibu dan bapanya bukan melalui hantaran wang ringgit, tetapi sayang seorang anak pada kedua ibubapanya ialah dengan doanya supaya kedua ibubapanya mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah s.w.t.



Untuk mengetahui lebih mendalam kisah alam akhirat sila dapatkan buku terbitan syarikat Nurulhas yang berjudul: BILA IZRAIL A.S. DATANG MEMANGGIL







   

 

No comments:

Post a Comment